APAKABARINDONESIA.COM – Jakarta – Presidium President Center dan Cucu Pendiri Yayasan Sabilil Muttaqien, Danu Agoesan mengajak masyarakat berhati-hati dalam memilih pemimpin.
Dia mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang punya track record memakai politik identitas dan menghasut masyarakat dengan data bohong sebagai alat kampanye.
Danu Aguslan menyampaikan hal itu di Jakarta Selatan, Rabu 17 Januari 2024.
“Sudah saatnya masyarakat memiliki kekuasaan penuh untuk memilih pemimpinnya tanpa campur tangan pihak asing, yakni pada saat pemilu 14 Februari nanti.”
Baca Juga:
KPK Bawa 3 Koper Dokumen, 1 Kardus dan 1 Tas Jinjing Usai Geledah Rumah Milik Pengusaha Djan Faridz
Momen Penuh Hormat Presiden Prabowo Subianto ke Emil Salim: Minta Maaf Saya Baru Datang Sekarang
Ucapkan Selamat kepada Donald Trump, Prabowo: Indonesia Berkomitmen Bekerja Sama Erat dengan AS
‘Karena keadaan dunia sekarang sedang tidak dalam keadaan baik baik saja dimana tengah berlangsung perang di Ukraina dan Timur Tengah”.
Baca artikel lainnya di sini : Pihak KPK Angkat Suara Terkait Sosok Pengganti untuk Mengisi Kekosongan Posisi Firli Bahuri
“Ditambah adanya pemilu di 60 negara pada tahun 2024 ini dikhawatirkan banyak kepentingan asing di Indonesia yang memiliki posisi geopolitik yang strategis dan memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah.”
“Oleh karena itu, saya ingatkan agar jangan sampai salah dalam memilih.”
Baca Juga:
Sebanyak 84,7 Persen Rakyat Kecil Puas dengan Pemerintahan Prabowo, Diungkap Litbang Kompas
Salah Satunya Ucapan Terima Kasih kepada Prabowo, Pesan Megawati Soekarnoputri ke Ahmad Muzani
“Utamanya jangan pernah memilih calon pemimpin yang suka memakai politik identitas dan menghasut dengan data bohong,” ujar Danu.
Lihat juga konten video, di sini: Seribu Kiai Kampung Dukung Prabowo – Gibran Saat Gibran Rakabuming Silaturahmi ke Ponpes Ibnu Sina
Pemimpin yang suka menghasut dengan data bohong, lanjut Danu, akan cenderung memiliki sifat yang menghalalkan segala cara.
Jika seorang pembohong menjadi pemimpin, maka dia akan sering mencuri kekayaan negara untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Baca Juga:
Desa Ujung Tombak Kemandirian Pangan, Bapanas: Ketahanan Pangan Berkelanjutan Lewat Lumbung Pangan
Diperiksa KPK Hampir 3,5 Jam Sebagai Tersangka, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Tak Ditahan
Polisi Buru Pelaku Pelaku Penusukan Terhadap Arktor Sinetron ‘Mak Lampir’ Sandy Permana
“Kekayaan negara akan dikuras habis untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Maka masyarakat akan tetap menderita, sementara pemimpinnya akan menjadi semakin kaya,” kata Danu.
Lebih lanjut Danu mengungkapkan bahwa persatuan yang kuat di antara seluruh lapisan masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan.
Untuk menuju Indonesia maju, serta mementingkan kepentingan bangsa bukan kepentingan pribadi maupun kelompok.
Dengan kemajuan itu, maka Indonesia sejahtera akan bisa terwujud menuju kembali kepada kejayaan Nusantara seperti yang dicita citakan para leluhur bangsa agar menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi.***